Kamis, 07 Agustus 2008

Penjernihan Air Minum Dengan Cara Penyaringan

Kebutuhan akan air bersih untuk kebutuhan air minum, memasak , mencuci di daerah pedesaan maupun pinggiran kota dimana pencemaran air sudah demikian parah, harus diperhatikan. Untuk memperoleh air yang layak digunakan ada baiknya air di saring terlebih dahulu. Cara penjernihan air sangat diperlukan karena

semakin banyak sumber air yang tercemar limbah rumah tangga maupun limbah industri. Salah satu alternatif penjernihan air secara sederhana yang memanfaatkan sumberdaya di sekitar kita. Penjernihan terdiri dari tahap pertama berupa pengendapan/sedimentasi dan tahap kedua berupa penyaringan/filtrasi.

Bahan dan alat

  • Biji kelor atau tawas, untuk mengendapkan lumpur dan partikel air.
  • Batu kerikil, sebagai bahan penyaring dan membantu aerasi oksigen.
  • Pasir, untuk menahan endapan lumpur.
  • Arang, sebagai penyerap partikel yang halus, penyerap bau dan warna yang terdapat di air.
  • Ijuk, untuk menyaring partikel yang lolos dari lapisan sebelumnya dan meratakan air yang mengalir
  • Drum plastik/gentong/bak semen 200 lt
  • Gentong besar atau bak penampung dari semen
  • Penyangga kayu (bila perlu)
  • Pipa bambu/Paralon atau selang plastik
  • Kran air
  • Kasa nyamuk dari plastik
  • Isolasi paralon dan lem paralon.

Cara Kerja
  • Mempersiapkan bak penampung air.
  • Buatlah kran pada ketinggian 10 cm dari bagian dasar, untuk masing-masing drum/gentong. Kran disambung saluran paralon 30 cm yang diberi lubang dan dibungkus dengan kasa nyamuk. Saluran paralon tersebut terdapat pada bagian dalam drum/gentong.
  • Cucilah bahan-bahan penyaring seperti batu kerikil, arang, pasir dan ijuk hingga benar-benar bersih, dikeringkan.
  • Susunlah bahan penyaring mulai dari bagian dasar keatas berturut-turut ijuk (ketebalan 15 cm); pasir (10 cm); batu kerikil (10 cm); ijuk (5 cm); arang (15 cm); pasir (10 cm); kerikil (10 cm); ijuk ( 5 cm); pasir (10 cm); dan batu kerikil (10 cm). Ingat, dalam penyusunannya harus rapat dan merata, jangan sampai ada rongga antar lapisan.
  • Buat penyangga kayu berundak. Ketinggian undak pertama 50 cm dan udak kedua 170 cm ( disesuaikan dengan ketinggian drum).
  • Susun kedua drum/gentong secara bertingkat. Drum/gentong pertama diletakkan di undak pertama (untuk penyating). Drum/gentong kedua diletakkan di undak kedua (untuk penampung air bersih).
  • Cari dan kumpulkan biji kelor yang sudah tua, ditumbuk sampai menjadi bubuk. Untuk 200 liter air diperlukan 200 gram biji kelor atau dapat digunakan tawas.
  • Masukkan air yang akan dijernihkan dalam bak penampung. Taburkanlah biji kelor halus/tawas dan diaduk rata, tunggu hingga mengendap. Setelah mengendap baru air dialirkan.
  • Alirkan air dari drum/gentong pertama ke gentong kedua. Air yang keluar pertama, mula-mula keruh dan setelah beberapa saat akan jernih. Setelah jernih, baru ditampung ke drum/gentong kedua. Air minum yang sehat harus direbus atau sterilkan dengan SODIS.
  • Setelah beberapa lama (lebih kurang 3 bulan) air yang keluar tidak jernih lagi, berarti filter perlu diganti atau dicuci lagi.


Air yang digunakan dapat diambil dari manasaja, air sumur tercemar ataupun air sungai.
Dengan mengetahui teknik sederhana penyaringan air ini, diharapkan dapat meningkatkan kwalitas air terutama air minum bagi masyarakat yang berada di pinggiran sungai. Karena dengan kwalitas air minum yang baik akan meningkatkan kesehatan masyarakat.


Sumber : ImpalaUnibraw.or.id

Read More......